Seminar Nasional Prodi PPKn FKIP Universitas Terbuka, Upaya Memupuk Integrasi Nasional Warga Negara di Era Digital

Rabu, 25 Mei 2023 Prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Terbuka mengadakan seminar nasional dengan tema “Peran Warga Negara dalam Memperkuat Integrasi Nasional di Era Digital”. Pelaksanaan seminar juga didukung oleh dosen Prodi S1 Pendidikan Ekonomi. Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh para akademisi dan praktisi dari dalam dan luar negeri. Ratusan peserta tersebut menyimak acara seminar, baik melalui Zoom maupun UT TV yang disiarkan langsung melalui YouTube. Acara seminar diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, laporan ketua pelaksana oleh Dr. Sidik Puryanto, M.Pd., sambutan-sambutan, dan pembacaan do’a. Sambutan disampaikan oleh Dr. Ary Purwantiningsih, S.Pd., M.H. selaku ketua program studi dan Dekan FKIP Universitas Terbuka, Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Sc. yang sekaligus membuka acara secara resmi.

 

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tiga narasumber. Pertama, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.I.P., S.Pd., S.H., M.H., M.Si., dari Universitas Pendidikan Indonesia menyampaikan tema utama “Peran Warga Negara dalam Memperkuat Integrasi Nasional di Era Digital”. Menurutnya, berbagai ancaman multidimensi menuntut adanya keterlibatan dari berbagai pihak baik pemerintah, akademisi, korporasi, masyarakat, media (ABCMG) dengan memaksimalkan pemanfaatan media sosial. Keterlibatan itu harus dilakukan dengan memperhatikan aturan hukum (cyber law) dan etika digital yang berlaku. Ia juga menambahkan bahwa saat ini sangat diperlukan pengembangan dan peningkatan literasi digital atau literasi media yang baik sehingga bisa menjadi warga negara yang aktif, positif, dan bertanggung jawab.

 

Pembicara kedua, Prof. Dr. Wasino, M.Hum. dari Univesitas Negeri Semarang menyampaikan materi terkait “Pendidikan Resolusi Konflik Berbasis Kearifan Lokal”. Menurutnya konflik itu inhern dengan manusia, termasuk bangsa Indonesia sejak Indonesia berdiri. Maka dari itu, resolusi konflik perlu digaungkan di seluruh lapisan masyarakat. Salah satu hal unik yang bisa digunakan dalam meresolusi konflik adalah denagn memanfaatkan kearifan lokal, misalnya Pella Gandong di Ambon, Tonda Talusi di Poso, atau di Jawa ada pepatah ana rembug dirembug, yang artinya segala sesuatunya dibicarakan. Dalam hal ini, sense of belonging terhadap kearifan lokal Indonesia perlu ditingkatkan.

Prof. Dr. Mohammad Imam Farisi dari Universaitas Terbuka sebagai pembicara terakhir seminar nasional menyoroti permasalahan “Literasi Digital Bagi Warga Negara Digital”. Menurutnya kemajuan era digital saat ini membuat kita, warga negara, mau tidak mau menjadi bagian dari warga negara digital, baik yang digital native maupun yang imigran, bahkan data menunjukkan bahwa penetrasi internet juga semakin meningkat sehingga literasi digital baik digital skill, digital culture, digital ethics, maupun digital safety itu penting agar yang kita sampaikan di media tidak menimbulkan konflik.

Setelah para penyaji memaparkan materinya, para peserta seminar dipersilakan untuk menyampaikan pertanyaannya kepada para pembicara utama. Para pembicara pun menjawab pertanyaan dengan penuh antusias. Sesi berikutnya ialah pemaparan hasil penelitian para peserta seminar yang dilakukan secara paralel setelah jam istirahat. Terdapat enam breakout room yang dibuka dengan peserta yang telah dibagi sebelumnya dengan tema yang disesuaikan dengan sub tema seminar.

 

Selain memberika ruang dan waktu kepada para peserta untuk menyajikan hasil penelitiannya, panitia seminar pun memberikan apresiasi “best presenter” kepada peserta yang berhasil menyaikan materi dengan baik. Penilaian dilakukan oleh tim dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Predikat “best presenter” pun diumumkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Dodi Sukmayadi, M.Sc.Ed. kepada Inggar Saputra yang menyajikan hasil penelitiannya berjudul “Penguatan Nasionalisme Millenial dalam Politik: Studi Kasus Kader Sekolah Penggerak Partisipatif Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia”. Sesi tersebut sekaligus menjadi penutup rangkaian acara seminar nasional.

 

Kontributor: Siti Utami Dewi Ningrum, S.S., M.A. (Dosen Prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Terbuka)

Editor: Nisa A’rafiyah Tri Wulandari, M.Pd. (Dosen Prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Terbuka)