Tangerang Selatan, 22 Oktober 2025, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka (FKIP UT) menegaskan komitmennya dalam memperkuat daya saing akademik dan memperkecil kesenjangan pendidikan di Indonesia melalui kegiatan Seminar Akademik bertema “Strengthening Academic Achievement Era Society 6.0 to Reduce Disparities in Education: The Spirit of Okinawa, Japan.”
Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom dan kanal YouTube FKIP UT, diikuti oleh 111 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan dari berbagai daerah di Indonesia. Seminar ini menjadi wadah refleksi bersama dalam menjawab tantangan pendidikan di era Society 6.0 yang menuntut inovasi, kolaborasi, dan humanisasi pembelajaran.

Dekan FKIP UT, Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Sc. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif dosen yang terus mengembangkan pengalaman internasional untuk memperkuat reputasi akademik Universitas Terbuka di kancah global.
“Melalui semangat The Spirit of Okinawa, FKIP UT ingin menanamkan nilai kolaborasi, kepedulian, dan kebahagiaan kolektif kepada seluruh civitas akademika. Inilah fondasi penting bagi pendidikan masa depan yang humanis, adaptif, dan berkelanjutan,” ungkap pimpinan FKIP UT.
Narasumber utama, Dr. Ikhsan, S.Pd., M.M., dosen Program Studi PGSD FKIP Universitas Terbuka, berbagi pengalaman dari partisipasinya dalam Knowledge Co-Creation Program (KCCP) yang diselenggarakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) di Okinawa, Jepang, pada 28 Mei–28 Juni 2025. Program tersebut mengusung tema Education Administration for Reducing Disparities in Basic Education.
Dalam paparannya, Dr. Ikhsan menyoroti pentingnya mengadaptasi nilai-nilai “Spirit of Okinawa” semangat gotong royong, kepedulian sosial, dan kebahagiaan kolektif untuk memperkuat karakter dan solidaritas dalam pendidikan Indonesia.

“Masyarakat yang bahagia bukan dibangun oleh kekayaan, tetapi oleh kepedulian dan kerja sama antara rumah, sekolah, dan komunitas,” ujar Dr. Ikhsan.
Konsep tersebut sejalan dengan Special Activities (Tokkatsu) yang diterapkan di sekolah-sekolah Jepang untuk menumbuhkan karakter, disiplin, dan keterampilan sosial peserta didik. Nilai-nilai ini relevan dengan tantangan pendidikan masa kini yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis karakter dan kebersamaan.
Seminar ini juga mengulas tujuh pilar utama pembelajaran di era Society 6.0: holistic and human-centric learning, interdisciplinary and project-based learning, sustainability and ethical education, global citizenship, advanced technology as an educational tool, lifelong and adaptive learning, serta entrepreneurial and disruptive thinking.
Peserta diajak merefleksikan bagaimana pendidikan Indonesia dapat bertransformasi menjadi sistem yang lebih inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial.
Sebagai tindak lanjut, Dr. Ikhsan juga memaparkan rencana aksi hasil pelatihan JICA, yaitu program pengabdian masyarakat di SD 105/III Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi. Program ini berfokus pada pengembangan self-directed learning dan deep learning di wilayah pegunungan yang memiliki keterbatasan akses teknologi dan internet wujud nyata komitmen FKIP UT dalam pemerataan kualitas pendidikan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi FKIP UT untuk memperkuat pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi serta mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 (Quality Education) dan nomor 10 (Reduced Inequalities). Dengan semangat kolaborasi lintas budaya dan inovasi pendidikan, FKIP UT bertekad menjadi pelopor dalam membangun masyarakat pembelajar Indonesia yang unggul, berdaya saing global, dan berkeadilan menuju era Society 6.0.