Pondok Cabe, 25 September 2024 – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Terbuka mengadakan acara Visiting Lecture bertema “What Can and Should We Know About Artificial Intelligence?” yang menghadirkan pembicara internasional, Prof. Karen Ferreira-Meyers dari University of Eswatini. Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Gedung Kualitas lantai 3, Kampus UT Pondok Cabe, dan diikuti dengan antusias oleh dosen, mahasiswa, serta akademisi lainnya.
Acara yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 12.00 dibuka oleh Dekan FKIP, Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Si., yang menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan atau biasa disebut Artific(AI) dalam proses pembelajaran jarak jauh. Dalam sambutannya, Prof. Ucu menegaskan bahwa Universitas Terbuka berkomitmen untuk terus mengadopsi teknologi yang relevan guna memberikan pengalaman belajar yang lebih baik bagi mahasiswa. “AI saat ini memainkan peran penting dalam bagaimana kita mengakses informasi, melakukan penelitian, dan mendidik generasi mendatang,” ujar beliau.
Prof. Karen Ferreira-Meyers yang memiliki keahlian luas di bidang teknologi pendidikan, dalam presentasinya membahas berbagai aspek mengenai AI. Salah satu poin utama yang disampaikan adalah bagaimana AI mampu mengubah paradigma pembelajaran dengan menyediakan pengalaman belajar yang dipersonalisasi, memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka masing-masing. AI juga menawarkan sistem pembelajaran adaptif dan tutor virtual yang semakin mendekati peran manusia dalam membantu siswa.
Dalam paparannya, Prof. Karen juga menggarisbawahi manfaat AI dalam otomasi tugas administratif dan penilaian otomatis. Sistem penilaian berbasis AI dapat memberikan umpan balik yang cepat kepada siswa, serta menghemat waktu bagi para pengajar dalam memeriksa tugas. Namun, beliau juga menyoroti tantangan etis dan sosial yang muncul seiring dengan semakin maraknya penggunaan AI dalam pendidikan, termasuk kekhawatiran terkait bias algoritmik dan perlindungan privasi data siswa.
Sesi diskusi menjadi salah satu momen yang paling menarik dari Visiting Lecture ini. Peserta diajak untuk berpartisipasi aktif dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Prof. Karen, seperti bagaimana AI dapat digunakan secara efektif dalam pendidikan tinggi, serta kekhawatiran dan harapan mereka terhadap perkembangan AI dalam 5 hingga 10 tahun ke depan. Topik ini memicu berbagai pandangan kritis dari peserta mengenai implikasi etis dan teknis AI di dunia akademik.
Acara ini tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai kecerdasan buatan, tetapi juga menginspirasi para peserta untuk berpikir kritis dan kreatif tentang bagaimana teknologi ini dapat membentuk masa depan pendidikan. Universitas Terbuka terus berkomitmen untuk menjadi pionir dalam adopsi teknologi pendidikan demi meningkatkan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa di seluruh Indonesia.