Dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila, Program Studi Mata Kuliah Umum (MKU) Universitas Tebuka telah melaksanakan kegiatan seminar nasional pada tanggal 12 Juni 2024 secara daring melalui zoom dan disiarkan secara langsung melalui Youtube UT TV melalui tautan https://sl.ut.ac.id/UTTV_SemnasMKU2024. Seminar ini dihadiri oleh 305 orang melalui Zoom dan telah disaksikan oleh 1200 penonton melalui UT TV yang terdiri dari mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, dan umum dari berbagai kalangan. Seminar Nasional Prodi Mata Kuliah Umum (MKU) tahun ini mengusung tema Merajut Kebhinekaan dalam Bingkai Pancasila di Era Digital, dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Yudi Latif, Ph.D. yang merupakan pakar Pancasila. Dan Prof. Daryono S.H., M.A., Ph.D yang merupakan sosok Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh Universitas Terbuka dengan plaform media digitalnya.
Seminar nasional diawali dengan laporan oleh Dekan FKIP Universitas Terbuka, Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Sc., mengajak para peserta untuk memahami peran masing-masing individu, lembaga, dan pemerintah dalam memperkuat kerukunan antar etnis, agama, dan budaya dalam era digital ini. Dengan demikian, seminar ini menjadi platform penting bagi para pemangku kepentingan untuk bersama-sama merajut kebhinekaan Indonesia dalam bingkai Pancasila di tengah dinamika era digital yang terus berkembang. Sejalan dengan Dekan FKIP, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis, Rahmat Budiman, M.Hum., Ph.D. Dalam sambutannya berpandangan bahwa di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam memelihara kebhinekaan dan kerukunan antar etnis, agama, dan budaya. Era digital yang kita masuki saat ini membawa berbagai kemajuan dan kemudahan, namun juga tantangan yang tidak kecil, terutama dalam konteks kebhinekaan dan nilai-nilai Pancasila. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan berpikir. Namun, di balik segala kemudahan tersebut, terdapat ancaman seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, serta polarisasi sosial yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Materi “Wawasan Kebangsaan” yang disampaikan oleh Yudi Latif, Ph.D. dan materi “Relevansi Nilai-nilai Pancasila pada Pembelajaran Digital” yang disampaikan oleh Pof. Daryono, S.H, M.A, Ph.D saling berkorelasi dimana wawasan kebangsaan menyerap roh dasarnya nilai-nilai Pancasila yang menarik kita gali dan dimplementasikan dalam kehidupan yang berbhineka. Sinergiritas kedua materi tersebut merupakan gambaran terkait tantangan dan peluang yang muncul dalam memelihara kebhinekaan di Indonesia di era digital yang terus berkembang. Dengan memandang Pancasila sebagai fondasi utama negara, seminar ini mengajak para peserta untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat diaplikasikan dalam konteks digitalisasi yang semakin merajalela,
Yudi latif, Ph.D. dalam paparannya menyerukan untuk senantiasa menyadari dengan menguatkan jaringan-jaringan konektivitas dan inklusivitas sosial yang mampu menyatukan keragaman kepingan-kepingan kepentingan pribadi dan kelompok ke dalam suatu komunitas persaudaraan bersama, yang menjadi tumpuan rasa saling percaya, serta menjadi kekuatan kolektif yang kohensif, konektivitas dan inklusivitas ini harus diikat oleh kesamaan basis moralitas. Sedangkan Prof. Daryono, S.H., M.A., Ph.D., menyoroti relevansi nilai-nilai Pancasila pada pembelajaran digital. Beliau juga membahas personal digital data dengan diramu dengan bahasa yang mudah dipahami terutama terkait nilai-nilai Pancasila dan pemanfaatan teknologi digital yang bijaksana, Indonesia dapat memanfaatkan era digital sebagai peluang untuk memperkuat kebhinekaan dan memperkuat jati diri sebagai bangsa yang beragam namun Bersatu. Dalam penekananya bahwa pendidikan digital menyediakan akses ke sumber daya global, menimbulkan pertanyaan tentang privasi dan keamanan data, hak kekayaan intelektual, sensitivitas antar-budaya, dan kesenjangan digital. Pertimbangan etis dalam pendidikan digital melibatkan memastikan akses yang adil, melindungi data siswa, pemahaman global, dan toleransi, dan membina lingkungan pembelajaran online yang positif untuk semua
Kesimpulan yang dapat diambil dari seminar ini adalah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara sangat relevan untuk mengatasi tantangan tersebut dan membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji bagaimana Pancasila dapat menjadi landasan untuk merajut kebhinekaan Indonesia dalam era digital ini kita semua dapat memperkuat komitmen untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadikan kebhinekaan sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber perpecahan.